temaram sepi hiasi gugus persegi hati
ragu tuk menyapa malaikat untuk memohon tangis
karena ini tak sepedih itu
hanya hati yang terluka
tak ada air mata yang menghiasi sendu dengan malu malu
tak ada benci yang tertekan keluar untuk menjadi amarah baku
karena ini tak sepelik itu
hanya hati yang tersayat
pangkas lapangnya dada
teguhkan duka yang airi perih luka
karena ini tak tampak namun hentikan ambisi
untuk terapkan perasaan senang beralih senyum menembus dusta
tawa yang terlalu ramai hingga nampak semuanya melambung
pelangi seakan berujung
hingga menjerit hadapi antonim persepsi
harapan yang nista jika itu keyakinan
penopang lara itu skeptis karena hadir batasi sadar
karena akan selalu ada jejak ruang sejarah akan waktu dimana
batin mengikat...
mata... kata... jiwa...
dan lupa ada sebagai berkah disertai senantiasa kemuliaan
jika niscaya kehadirannya lekang terjadi
tanpa kemungkinan yang membatasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan sungkan tuk berkicau