Kamis, 28 Februari 2013

puing puing yang menggantung dalam dedaunan perih
menyembur dalam letak yang tak mampu terobati
mengatasi segala kehilangan dengan keadaan yang selalu ada
hiasi malam dengan senyum yang tak jeda berkembang
mungkin atas akan selalu menatap
mungkin ada rasa menggelitik dalam perputaran sisi
namun tengah yang kini menjadi dalam tak mungkin terganti
kata yang terucap kan menjadi kitab
akan menjadi prase dalam sebuah sastra
menguraikan sebuah roll film yang menghiasi dunia tanpa mimpi
karena hidup itu telah mengisi keindahannya sendiri
mengisi misteri nya sendiri
dalam sebuah prestasi akan puncak kenyataan dalam nyata
bahwa tersimpan di dalamnya keindahan
yang membuatnya hangat dalam kenyataan yang beku
dan mengurai tangis sebagai penyejuk kala amarah membara
bisu nya dalam diam kala jam berputar
berpuasa dalam goa keheningan yang membuatnya mengatasi langkah
lebih dalam untuk mendengar
jiwanya melukis dalam kerisauan akan senyum yang abadi
meski abadi tak pernah berpaling dalam fiksi
entah apa dan bagaimana
ini akan terjadi dan terus menjadi
meski hilang tetap terkenang
letaaknya di hati bukan otak yang memanipulasi
karena akal membuatnya sedih
karena akal membuatnya pedih
karena akal membuatnya bodoh
terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan sungkan tuk berkicau