mengapa terus bersedih
jiwa mu tak terlalu runtuh
apakah kau menyadari sesuatu
apakah kau menemukannya
kadang detik tak mampu menentukan
namun tanpanya kau akan meraba raba
bagai mana jarum panjang akan bergeser
yang bersinkronisasi dengan jarum pendek
waktu yang mengalir terlalu kau usah
nafas mu menggebu mengawasi perubahan
terpaku pada curam ekspresi
kau lelah dalam kepalamu sendiri
berlari di dalamnya dalam ketakutan
berontak melawan lelah yang menggelitik
tempatkan keluh dibawah kesah
lupakan nyawa sebagai sebuah aspirasi
terjerumus lingkaran aspirin
mencarinya menggilainya menganutnya
rasa sakit harus hilang tak mau tahu
meski jiwanya sesak
hatinya terluka
overdosis akan ketidak acuhan
tak ingin tahu dan bersedih
ingin lupa dan tak terluka
hingga duka akan menyerah dalam penantiannya
menanti setiap gerak lemah yang luluh tanpa motivasi
kau anggap duka sebagai musuhmu bukankah begitu ?
kau tak kan pernah tahu siapa musuhmu
tak selamanya teriakan itu antagonis
kau tak akan pernah mengerti seberapa besar nikmatnya manis
jika kau terus menutup mulutmu untuk sedikitnya mencicipi yang pahit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan sungkan tuk berkicau