awan yang kulihat mendung kini mengalir mengairi
mencair membentuk kristal cembung yang rentan sentuhan
seperti gelembung sabun yang menghilang kala tersentuh
yang indahnya tak abadi namun berkesan
panas yang menyerap ditubuh menghiasi suasana
mengembunkan keringat yang mengalir bersembunyi
menjelajahi permukaan pori pori baju
mendinginkan tubuh yang di terjang euforia
aku dan diriku hanya setapak dalam langkah sebelumnya
tak tampak berarti jika dilihat kejauhan
tak tampak penting jika dilihat kejauhan
dan begitupun jika dilihat lebih dekat
kadang terlintas pemikiran akan pengharapan
dan doa akan kesempatan hanyalah mitos
hanyalah hal orthodok yang membuatku berfikir purba
yang membuatku berhenti berusaha dan terus menangis menanti harap
apakah motivasi sampah untuk mayat sepertiku
bahkan lalat pun tak sudi menancapkan kaki mungilnya disana
apakah aku dan siapakah aku bahkan untuk apakah aku
bahkan nama sekalipun tak pantas menaungi dirinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan sungkan tuk berkicau