Rabu, 13 Maret 2013

DELUSI

pada suatu hari di dunia fana ada seorang manusia dengan ras malayan mongoloid sedang duduk di sebuah bidang persegi panjang dengan konstruksi dan bentuk desain layaknya tempat duduk kebanyakan yang selalu jadi mainstream di lokasi lokasi seperti bandara. orang tersebut duduk disana entah menunggu apa. headset berwarna putih dari sebuah perusahaan bemaskot buah tampak menggantung di sekitaran telinganya dan rimbunan rambut panjangnnya yang hampir menutupi dua sisi kepalanya. dia mengenakan hoodie kusam dan celana denim yang tak terawat dengan mengabaikan prosedur prosedur produk tersebut seperti mencucinya sebulan sekali, dia juga mengenakan beberapa helai gelang ditanganya dengan warna warna netral yang ciptakan kontras pada warna kulitnya. lagu digital yang diputarkan sebuah media player dengan minimum tombol membawanya pada dunia ketenangan yang luar biasa meski disana banyak orang berlalu lalang dengan kesibukan dan tujuannya masing masing. kadang tersirat dalam pikiran pemuda tersebut "siapa mereka ? apa latar belakang mereka ? mau kemana mereka ? darimana mereka ? apa yang mereka pikirkan ? apa yang bisa membuat mereka sedih ? apa yang mereka lakukan disini ?" pikiran tersebut gaduh dalam iringan musik yang menjadi background dalam altar otak di kepalanya. beberapa saat dalam playlist yang memutar sebuah album dengan mode shufle mempercepat waktu yang tak sewajarnya. 2 jam dia lalui disana dengan duduk dan tenggelam dalam lagu yang ciptakan senandung di kepalanya. langkah samar mendekati pemuda tersebut. suara tangis menyebar di sela sela celah telinga yang tertutup senandung lagu dari headset nya yang lambat laun dia hiraukan dan berpaling untuk tidak mengabaikan suara tangis itu. seorang wanita yang mungkin sebaya dengan pemuda itu. bersendu dengan air mata yang mengairi pipinya jatuh menetes ke lututnya. wanita itu menunduk dengan rambut gelombang yang terurai. dengan menghiraukan tempat publik dimana privasi bukanlah pilihan, dia terus menangis melankolis mengais ngais perhatian di sekitarnya yang sebenarnya tak ia maksudkan seperti itu. dalam bangku yang sama mereka, pemuda dan wanita tersebut sibuk dengan aktivitasnya masing masing. si wanita sibuk dengan tangis dan perasaan sedih yang iya curahkan melalui airmatanya dan si pemuda sibuk dengan asumsi asumsi yang mengitari kepalanya tentang "mengapa wanita ini menangis ?" "mengapa dia duduk di sebelahku ?" "mengapa dia tak mencari tempat lain yang lebih privasi untuk menangis seperti toilet ?" "apa ini sebuah modus penipuan dimana setelahnya dia akan membuatku memberinya beberapa lembar uang ?" "atau lebih parah lagi, dia akan menghipnotisku dan membawa semua harta berharga yang ku bawa sekarang ?" semua asumsi mengalir begitu saja dan rata rata berkonotasi negatif. dialog pun tak dapat di hindari.

pemuda : apapun yang kamu lakuin saya gaakan ngasih kamu uang
wanita : itu cara terhormat kamu sebagai laki laki ketika menghadapi wanita yang menangis ?
pemuda : ini terlalu fiksi
wanita : jelasin
pemuda : nangis di tempat umum lalu duduk di sebelah saya apa bisa masuk akal ?
wanita : kamu gaakan pernah bisa nyimpulin gimana otak bisa ga kepake waktu emosi lagi ngambil alih

wanita itu mulai beranjak.

pemuda : tunggu

wanita itu kembali duduk.

pemuda : maaf saya ga sopan
wanita : setiap orang asing punya hak untuk bersikap apapun yang mereka mau
pemuda : boleh tau kenapa kamu nangis ?
wanita : apa itu sikap yang sopan untuk orang asing ? mencoba menggali urusan orang lain yang baru ia temui setelah menghakiminya begitu saja ?
pemuda : iya saya kan udah minta maaf. ini bukan masalah sopan atau ga sopan, ini masalah sebab akibat, sebabnya kamu nangis disebelah saya dan saya tau kamu nangis, akibatnya saya gabisa ngebiarin perasaan penasaran saya ga kejawab. lagipula saya orang asing dan kemungkinan kecil saya bisa tau tokoh tokoh yang bakal kamu ceritain dan bikin kamu sedih jadi kemungkinan kecil kalo saya bakal ikut campur, tapi keuntungannya saya bisa ngasih kamu solusi kaya yang kamu bilang tadi kan. orang lagi emosi otaknya susah kepake, saya mau kok berbagi otak saya
wanita : saya ga butuh solusi saya cuman pengen nangis
pemuda : fine. have fun

.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan sungkan tuk berkicau